Sabtu, 29 Januari 2011
Jaga Posisi Tubuh, Rawat Tulang Belakang
Setelah duduk seharian, pinggang pasti pegal. Memutar pinggang sampai berbunyi, rasanya enteng sekali.
Tribunkaltim.co.id - Nyeri tulang belakang kerap kali diabaikan. Padahal, begitu tulang penopang utama tubuh itu terganggu, rasa sakit menyerang dan produktivitas terganggu. Tak mengherankan mengingat tulang belakang merupakan benda dinamis yang menahan beban dari setiap aktivitas kita.
Belakangan, Andi kerap diganggu nyeri di punggung sebelah kiri. Hasil pemindaian di rumah sakit ternyata terdapat bantalan yang menonjol di leher sehingga menjepit saraf. ”Sakitnya hilang timbul,” ujarnya.
Dokter menyarankan agar bagian yang rusak tersebut diganti dengan implan. Namun, dia khawatir karena banyak orang yang mengatakan tingginya risiko operasi di rangkaian tulang belakang. Ragu dengan risiko operasi tersebut, nyeri pun terpaksa ditahan-tahan.
Sebagai makhluk berkaki dua yang berdiri tegak, tulang belakang manusia merupakan organ tubuh teramat vital karena berfungsi menopang berat badan. Tulang belakang meliputi tulang leher (cervical), bagian tengah belakang (thoracal), dan bawah belakang (lumbal/pinggang).
Rangkaian tulang belakang terbagi atas segmen-segmen dan di antara segmen terdapat sendi dan bantalan yang terdiri dari lapisan berstruktur. Bantalan berfungsi untuk melindungi agar di antara tulang tidak berbenturan.
Ada pula otot-otot guna menopang tulang belakang.
Ahli bedah tulang belakang dari Ramsay Spine Center Rumah Sakit Premier Bintaro, Luthfi Gatam, mengatakan, beban terhadap tulang belakang saat duduk, bekerja, dan membawa beban sangatlah besar. Beban teringan tulang belakang hanyalah saat kita tidur.
Keluhan terbanyak gangguan pada tulang belakang umumnya berupa rasa sakit di bagian bawah (low back pain).
”Keluhan tersebut dominan karena beban tubuh kita paling besar jatuhnya di bagian bawah sehingga mudah cedera,” ujar Luthfi, saat memberi pemaparan di harian Kompas tentang ”Masalah Tulang Belakang”, pekan lalu.
Penyebab gangguan tulang belakang antara lain gangguan otot, tulang yang hancur, bantalan yang rusak (pecah/robek), gangguan pada sendi atau campuran beberapa faktor karena tumor, kanker, dan infeksi.
Pada orang dengan struktur tulang belakang normal, gangguan tulang belakang kerap disebabkan aktivitas gerak dan postur tubuh.
Faktor risiko itu, misalnya, mengangkat beban berat berulang, membungkuk, dan gerak berlebihan. Postur statik, misalnya duduk terlalu lama, juga merupakan faktor risiko. Otot bekerja berlebihan dan terjadi kontraksi terus-menerus sehingga muncul keluhan.
Penyumbang nyeri tulang belakang lainnya kegemukan. Berat badan yang berlebih, terutama bagian perut, memaksa tubuh membentuk postur tidak sehat (memberikan tekanan berlebihan untuk tulang belakang). Posisi yang salah membuat tulang belakang bertumbukan sehingga rawan terjadi gangguan.
Dokter spesialis rehabilitasi medik dari RS Premier Bintaro, Peni Kusumastuti, menambahkan, dapat pula terjadi kelainan struktur tulang belakang yang spesifik, misalnya gangguan struktur akibat kerusakan tulang belakang, bantalan, atau persendian. ”Untuk itu, harus diketahui persis masalahnya agar penanganannya tepat,” ujarnya.
Hal lain yang dapat memperbesar risiko gangguan tulang belakang ialah proses degeneratif, yakni seiring bertambahnya usia, bantalan menjadi kering, atau terjadi pengapuran pada tulang belakang.
Faktor genetik, seperti serat kolagen yang lemah, dan faktor psikologi dapat memengaruhi kesehatan tulang belakang.
Penanganan
Penanganan masalah tulang belakang diawali dengan mencari penyebab masalah utama dengan pemeriksaan klinis, pemindaian, dan radiologi.
Peni mengatakan, penanganan tidak selalu berakhir di meja operasi. Jika hasil pemeriksaan, yakni gambaran klinis dan radiologi, menjurus pada kerusakan yang berat, baru ditempuh operasi. ”Itu sangat kecil, umumnya hanya di bawah 5 persen,” ujarnya.
Umumnya, diupayakan terlebih dahulu penanganan dengan cara konservatif, misalnya obat untuk mengurangi rasa sakit, fisioterapi, dan terapi latihan spesifik. ”Hasilnya, 80 persen pasien membaik. Lamanya tergantung dari penyebabnya. Untuk otot yang sakit, biasanya dalam waktu satu minggu terapi sudah membaik,” ujar Peni.
Direktur RS Premier Bintaro dr Juniwati Gunawan dan dokter spesialis saraf dari rumah sakit yang sama, dr Darmawan Mulyono SpS, mengatakan, gangguan pada tulang belakang jangan dianggap enteng. ”Jika ada keluhan, sebaiknya memeriksakan diri agar kondisi tidak bertambah parah,” ujarnya.
Peni mengatakan, menjaga kesehatan tulang belakang antara lain dapat dilakukan dengan menjaga stabilitas dan kekuatan otot sehingga mampu melindungi tulang. Hal itu dapat dilakukan dengan olahraga teratur sedari dini. Untuk mereka yang pernah bermasalah dengan tulang belakang, olahraga sebaiknya tidak yang mengandung banyak benturan.
Di samping itu, dalam beraktivitas sehari-hari perlu diperhatikan peralatan yang menunjang punggung, misalnya kursi yang dibuat dengan prinsip ergonomis yang benar dan ramah terhadap tulang belakang.
Diposting oleh Bauhinia purpurea di 06.53
Label: Fildza Malahati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar